Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Identifikasi Biomarker Plasma untuk COVID-19

Identifikasi Biomarker Plasma untuk COVID-19 yang Parah dan Fatal

Tim peneliti dari Boston Children's Hospital, Harvard Medical School, dan Maastricht University telah menemukan penanda protein plasma darah yang berkaitan dengan tingkat keparahan dan kematian akibat COVID-19. Penelitian ini menggunakan data dari 1.117 individu yang dirawat di 15 rumah sakit di AS sebagai bagian dari studi "Immunophenotyping Assessment in a COVID-19 Cohort" (IMPACC). Hasil penelitian ini dipublikasikan di Science Advances.



Metodologi Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada sampel plasma darah yang dikumpulkan setiap minggu dari pasien yang dirawat di rumah sakit. Dengan menggunakan teknik kromatografi cairan berkinerja tinggi (LC-MS) dan spektrometri massa, tim mengukur 2.910 protein dalam 2.934 sampel. Proses ini memungkinkan identifikasi protein yang berhubungan dengan bentuk COVID-19 yang parah atau fatal. Penelitian ini diklaim sebagai salah satu studi proteomik terbesar yang menggunakan LC-MS pada plasma yang telah mengalami pengurangan protein.

Temuan Utama

Para peneliti membagi pasien menjadi lima kelompok berdasarkan tingkat keparahan penyakit, waktu yang diperlukan untuk pemulihan, dan hasil klinis. Dari sini, mereka mengidentifikasi 98 individu dengan penyakit paling parah atau fatal dan 230 pasien dengan penyakit yang lebih ringan. Rata-rata, 576 protein berhasil diukur per sampel.

Analisis menunjukkan pola protein plasma yang berubah-ubah sesuai dengan tingkat keparahan penyakit. Pada kasus COVID-19 yang fatal, peningkatan awal protein plasma terkait dengan jalur neutrophil extracellular trap (NET) yang berhubungan dengan peradangan dan kerusakan organ terlihat, diikuti dengan peningkatan penanda kerusakan jantung dan degradasi matriks ekstraseluler. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan level protein NET dan penanda kerusakan jantung berhubungan dengan hasil fatal.

Implikasi Klinis

Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai biomarker yang dapat memprediksi keparahan COVID-19 dan risiko kematian. Para penulis menyarankan bahwa penanda protein darah ini mungkin dapat membantu mengidentifikasi pasien COVID-19 yang berisiko mengalami aktivitas sistem kekebalan yang berlebihan dan peradangan. Namun, mereka juga menekankan bahwa validasi lebih lanjut diperlukan sebelum biomarker ini dapat diintegrasikan ke dalam tes klinis rutin.

Penelitian ini didanai oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan memberikan kontribusi penting dalam memahami mekanisme penyakit dan potensi pengembangan intervensi medis yang lebih efektif.

Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi GenomeWeb.

1 komentar untuk "Identifikasi Biomarker Plasma untuk COVID-19"